Siapa yang tidak kenal Hari Valentine? Hari Valentine ini jatuh pada tanggal 14 Februari. Dimana pada umumnya, sepasang kekasih atau orang-orang saling mengungkapkan kasih sayang mereka dengan memberikan coklat, bunga, atau pun pernak-pernik lainnya kepada orang yang mereka sayangi.
Hari Valentine berasal dari nama seorang pendeta yaitu Santo Valentine yang dihukum mati karena menentang kaisar pada saat itu. Dan ia pun meninggal pada 14 Februari 269 M. Perayaan Valentine juga merupakan cabang dari Lupercaria.
Setelah mengetahui sejarahnya, dapat diketahui bahwa Perayaan Hari Valentine ini bukan berasal dari agama Islam. Oleh karena itu para pemuda pemudi Islam perlu dibimbing dan diperingati untuk menjauhi perayaan Hari Valentine.
Say No To Valentine adalah suatu program kerja dari MPK/OSIS SMAIT Pesantren Nururrahman bagian Departemen Iman dan Taqwa yang rutin setiap tahun dilaksanakan. Pada tahun ini, kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 11 Februari. Say No To Valentine berarti “Katakan Tidak Untuk Valentine”. Kegiatan ini menunjukkan aksi bahwa Perayaan Valentine atau Hari Kasih Sayang itu dilarang oleh agama Islam karena bukan termasuk budaya kita, melainkan budaya orang-orang kafir.
Diperkuat dengan adanya hadits dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka” (HR. Abu Dawud, Hasan)
Program Say No To Valentine ini berisi rangkaian kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa/i SMAIT Pesantren Nururrahman. Acara Say No To Valentine ini dibuka dengan tilawah bersama dan pembacaan dzikir pagi Al-Ma’tsurat, lalu dilanjut pembukaan acara oleh MC dan sambutan oleh Kepala Sekolah SMAIT Pesantren Nururrahman yaitu Bapak, Muharman SE, M. Pd
Setelah pembukaan acara selesai. Diputarkan sebuah video kreasi yang berisi larangan merayakan Hari Valentine sebagai reminder bagi para siswa/i untuk tidak mengikuti perayaan tersebut. Setelah pemutaran video, dilanjutkan ke acara inti yaitu Kajian Islam tentang Say No To Valentine yang dibawakan oleh Ustadz Akmal Sjafril.
Setelah sesi kajian selesai, siswa/i diperkenankan untuk bertanya kepada pemateri terkait materi yang telah disampaikan.
Kemudian diakhir-akhir acara diadakan ice breaking berupa game berhadiah. Terakhir, acara ini pun ditutup dengan pengisian petisi online oleh siswa/i dan ditutup dengan do’a.