Pendidikan Kreatif (Kere tapi Aktif)

Apa yang dipikirkan?

Pendidikan.

Kemudian, apa yang dipikirkan?

Pendidikan.

Setelah itu?

Pendidikan.

Ilmu adalah penolong dan pendidikan menjadi perantaranya.

Yakin bahwa pendidikan yang baik bisa formal maupun informal merupakan satu pemutus rantai kemiskinan.

Apa?

Kemiskinan?

Ya, kemiskinan.

Setidaknya kemiskinan pengetahuan.

Ada hal yang tidak bisa dijelaskan mengapa banyak orang rela menghabiskan banyak waktu untuk belajar, rela menangguhkan kesenangan sementara untuk mendahulukan ilmu. Sebab bagi mereka belajar dan ilmu adalah kesenangan itu sendiri.

Bahkan Tuhanpun meninggikan derajat orang-orang yang berilmu.

Esensi dari pesan Allah bahwa “Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat.”

Wih…cakep!

Namun apa daya, pendidikan tanpa batas namun uang kertas terbatas.?!

Siapa bilang?

Nih, ada pepatah yang bisa lunturin kalimat itu!

“Banyak jalan menuju Roma, begitu kata pepatah.”

Memang banyak jalan menuju Roma, tapi ke Roma kan jauh, mahal pula.

Nah ini nih, yang tidak mengerti ilmu!

Tiba-tiba saja teringat sama pribahasa yang mendadak melintas di kepala. Dan ada satu poin yang bisa kita ambil dari pepatah pedoman para backpacker diatas, yaitu: kreatif!

Kenapa kreatif?

Karena semakin kreatif, akan semakin banyak cara untuk mendapatkan atau minimal mengungkapkan apa yang kamu mau. (tapi untuk saat ini Kreatif = Kere tapi aktif)

Terus…Apa yang harus dilakukan supaya Kere tapi aktif?

Apa yang kamu butuhkan?

Perubahan!

Ya…Perubahan!

Namun…Perubahan bukan sesuatu yang instant!

Berfikir keras, namun tak sekeras batu.

Tak sekeras hidup di Ibu Kota!

Tak sekeras daging redang di rebus 5 menit?!

Lihat tuh…”tak sekeras”, berarti masih bisa!

Bisa apa?

Bisa empuk!?

Terus….?

Genggamlah mimpi, tujuan, cita-cita!

Begini saja, logikanya sederhana. Bagaimana mungkin bisa mewujudkan impian jika diri sendiri tidak punya impian.

Benar, tidak?

Yuk, mulai menanam bibit.

Apa? Bi…bit…?

Di kira petani apa ya?!

Bibit itu diperumpamakan impian.

Bagi saya, pendidikan itu seperti bibit yang jika dirawat baik akan menghasilkan pohon yang baik, berbunga yang indah dan berbuah yang baik juga.

Saatnya memulai menjajakan kaki menuju penjual bibit (Kota Tarbiyah), membeli bibit dengan niat, memilah bibit dengan keikhlasan, me`nanam bibit dengan pena dan akal, menyiramnya dengan pendidikan, menuainya dengan lafaz hamdalah.

Allahu Akbar… cakep banget kan?

Walaupun orang tua tak seberuntung kamu, dengan melihat kamu jadi seorang sarjana dengan prestasi cemerlang dan bekerja dengan penuh tanggung jawab, profesional, amanah. Orang tua akan tersenyum bangga, air matanya akan berlinang penuh haru bangga.

MasyaAllah…tambah cakep kan?!

Sadar atau tidak sadar dengan perantara pendidikan, hidupmu akan berubah kearah yang lebih baik.

Pernah lihat berita anak seorang tukang becak jadi sarjana?

Anak seorang petani jadi pengusaha sukses?

Dan masih banyak lagi anak-anak dari latar belakang keluarga kurang beruntung, menjadi untung.

Pernah gak sih berfikir itu karna apa?

Bukan hanya orang-orang yang mempunyai pekerjaan yang mapan yang mampu mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berprestasi, akan tetapi anak-anak dari kalangan petani pun mampu untuk memberikan pendidikan yang efektif sehingga mereka meraih hasilnya yang baik.

Tentunya dengan pola asuh yang baik dan juga pendidikan agama yang diterapkan, membuat anak-anak mereka selain mempunyai prestasi dalam hal keagamaan dan pribadi yang mulia.

Sewaktu-waktu saat jenuh, ingatlah tujuanmu.

Ingat rencana-rencana besarmu.

Apa saja yang bisa kamu lakukan sekarang, lakukanlah. Keberhasilan itu akan terwujud dengan ketekunan. Sesekali kejenuhan itu mendatangi dan menggerogoti semangat hidup, namun ketika kita bisa menaklukkannya, maka jenuh itu akan tunduk dan bosan menyambangi.

Bukankah begitu hidup?

Saat jenuh menghampiri, apa yang akan kamu lakukan?

Menyerah dengan rasa?

Kemudian jauh tertinggal di belakang?

Untuk apa rasa sakit yang selama ini mengiringi perjalanan hingga sampai di tempat ini? Bukankah tujuanmu adalah kemenangan menuju kebijaksanaan?

Bergeraklah, karena dengan bergerak kau akan tahu bahwa waktu dan ilmu itu sama-sama berharga.

Kita tidak pernah menentukan apa yang terjadi, tapi kita menentukan apa yang seharusnya terjadi. Sewaktu-waktu saat jenuh, ingatlah tujuanmu.

Ingat rencana-rencana besarmu.

Dari perjuangan mu, dunia akan tau identitas mu.

Leave a Comment